Duduknya Nabi

Thabrani meriwayatkan dari Hasan bin Ali RA bahwa ia bertanya tentang duduknya Rasulullah.
Ayahku menjawab,

" Rasulullah SAW tidak duduk dan tidak bangun kecuali dengan berdzikir. Tidak tinggal di dembarang tempat dan melarang hal itu. Apabila tiba di suatu kaum, beliau duduk pada deretan paling ujung dan menyuruh demikian. Memberi kepada mereka masing-masing tempat duduk. Teman duduknya tentu tidak mengira bahwa tidak ada yang lebih dihormati daripada beliau. Siapun yang diminta duduk atau berdiri karena suatu keperluan, beliau menyuruh bersabar, sehingga ia akan pindah sendiri. Siapapun yang meminta bantuan, maka ia tidak akan menolak, bahkan beliau langsung melaksanakan atau hal yang lebih ringan dari sekedar ucapan. Menyuruh manusia melapangkan tempat dan akhlaq. Dengan itu semua beliau menjadi bapak bagi mereka (dan mereka menjadi anak bagi beliau). Bagia beliau kebenaran itu semua sama. Majelisnya adalah majelis yang penuh welas asih, rasa malu, sabar dan memegang amanat. Tida ada suara yang diucapkan dengan nada tinggi. Yang haram tidak diolok-olok, yang salah tidak dikucilkan, sederhana, saling berlomba dalam ketaqwaan, saling merendahkan diri, yang besar dihormati dan yang kecil disayangi. Mereka mendahulukan kepentingan orang yang punya keperluan dan menjaga orang asing